Terima Kasih

SELAMAT DATANG DAN TERIMA KASIH TELAH MENGUNJUNGI WEBSITE KAMI UNTUK INFORMASI LEBIH DETAIL SILAHKAN MENGHUBUNGI KAMI DI NOMOR 081296542008

Rabu, 16 Desember 2009

AC. MILAN

 

Associazione Calcio Milan (pengucapan bahasa Italia: [assotʃatˈtsjoːne ˈkaltʃo ˈmiːlan]), sering disebut sebagai A.C. Milan, adalah klub Italia yang berbasis di Milan, Lombardia, yang bermain di Serie A. Mereka bermain dengan seragam bergaris merah-hitam dan celana putih (kadang-kadang hitam), sehingga dijuluki Rossoneri ("merah-hitam"). Milan adalah tim tersukses pertama dalam sejarah persepak bolaan Italia, menjuarai Serie A 19 kali dan Piala Italia 5 kali. Klub besar Eropa ini adalah peraih 7 tropi UCL dan 19 Scudetto Liga Italia. Banyak pemain bintang besar pernah mengisi skuad klub ini seperti trio Belanda (Marco Van Basten, Ruud Gullit, Frank Rijkard), Paolo Maldini, George Weah, Shevcenko, Nesta, Ronaldinho, Rivaldo, Ronaldo, Bierhoff, Cafu, Savicevic, Boban, Seedorf, Abbiati, Dida, Baresi, dan lain-lain.

AC Milan adalah klub tersukses ke-4 di dunia sepak bola dalam hal jumlah piala internasional bersama Boca Juniors dengan 18 gelar resmi dari UEFA dan FIFA dibawah Real Madrid, FC Barcelona.[6] Milan telah memenangkan rekor tiga Piala Interkontinental dan setelah penggantinya, Piala Dunia Antarklub FIFA.[6] Milan juga memenangkan Piala Liga Eropa/Champions tujuh kali.[6] yang kedua setelah Real Madrid.[7] Mereka juga memenangkan rekor Piala Super UEFA lima kali dan Piala Winners UEFA dua kali.[6] Milan memenangkan setiap kompetisi besar di mana ia telah berkompetisi, terkecuali untuk Liga Eropa UEFA (dalam kompetisi ini mereka telah kehilangan dua semifinal pada tahun 1972 dan pada tahun 2002). Secara domestik, dengan 19 gelar liga. Milan adalah gabungan kedua klub paling sukses di Serie A di belakang Juventus (31 gelar), bersama dengan rival lokal Inter.[8] Mereka juga telah memenangkan Coppa Italia lima kali, serta rekor tujuh kemenangan Supercoppa Italiana.[6]

Klub ini didirikan pada tahun 1899 dengan nama Klub Kriket dan Sepak bola Milan (Milan Cricket and Football Club) oleh Alfred Edwards dan Herbert Kilpin, seorang ekspatriat Inggris.[9][10] Sebagai penghormatan terhadap asal usulnya, Milan tetap menggunakan ejaan bahasa Inggris nama kotanya (Milan) daripada menggunakan ejaan bahasa Italia Milano.

Laga kandang Milan dimainkan di San Siro, juga dikenal sebagai Stadion Giuseppe Meazza. Stadion yang dimiliki bersama dengan Inter, merupakan yang terbesar di sepak bola Italia, dengan total kapasitas 80.018.[11] Inter dianggap rival terbesar mereka, dan pertandingan antara kedua tim disebut Derby della Madonnina, yang merupakan salah satu derbi yang paling diikuti di dunia sepak bola.[12] Pada 2010, Milan adalah ketiga tim yang paling didukung di Italia, dan ketujuh tim yang paling didukung di Eropa, menjelang tim lain Italia.[13]

Pemilik klub sebelumnya adalah mantan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi, dan wakil presiden adalah Adriano Galliani. Klub ini adalah salah satu yang terkaya dan paling berharga di sepak bola Italia dan dunia.[14] Itu adalah anggota pendiri yang kini tidak berfungsi G-14 kelompok klub sepak bola terkemuka Eropa serta penggantinya, Asosiasi Klub Eropa.[15]

Sejarah

Pendirian dan awal tahun

Sebuah gambar hitam-putih dari Herbert Kilpin, kapten pertama A.C. Milan
Herbert Kilpin, kapten pertama A.C. Milan
Foto bersejarah A.C. Milan pada musim 1901.

A.C. Milan didirikan sebagai Klub Kriket dan Sepak bola Milan pada 16 Desember 1899 oleh ekspatriat Inggris, Alfred Edwards dan Herbert Kilpin, yang datang dari kota Inggris Nottingham. Untuk menghormati asal usul bahasa Inggris, klub telah mempertahankan ejaan bahasa Inggris dari nama kota, yang bertentangan dengan ejaan Italia Milano yang terpaksa menanggung bawah rezim fasis. Milan memenangkan kejuaraan Italia pertama pada 1901 dan dua lagi secara beruntun pada tahun 1906 dan 1907. Pada tahun 1908, Milan mengalami perpecahan yang disebabkan oleh perselisihan internal atas penandatanganan pemain asing, yang menyebabkan pembentukan tim lain Milan berbasis, F.C. Internazionale Milano.[16] Setelah pemisahan, Milan menyentuh kejuaraan di 1910-11 dan 1911-12 (kedua kejuaraan dimenangkan oleh Pro Vercelli), sedangkan pada tahun 1916, Rossoneri menempatkan di papan pengumuman Piala federal. Pada musim berikutnya tim memenangkan kejuaraan daerah dua kali tetapi gagal untuk mendapatkan kesuksesan dalam tahap nasional.

Naik ke tim top Eropa

Pada dekade 50-an, Milan ditakuti di bidang sepak bola dunia karena mempunyai trio GreNoLi, yang terdiri atas Gunnar Gren, Gunnar Nordahl dan Nils Liedholm. Ketiganya merupakan pemain asal Swedia. Gren dan Nordahl beroperasi di sektor depan sebagai striker, sementara Liedholm mendukung serangan sebagai penyerang bayangan (playmaker). Tim pada masa ini juga dihuni oleh sekelompok pemain-pemain berkualitas pada masanya, seperti Lorenzo Buffon, Cesare Maldini, dan Carlo Annovazzi. Kemenangan tersukses AC Milan atas Juventus tercipta 5 Februari 1950, dengan skor 7-1, dan Gunnar Nordahl mencetak hat-trick.

Rossoneri memenangkan Piala Winners UEFA di 1967-68

Milan kembali memenangi musim 1961-62. Pelatihnya saat itu adalah Nereo Rocco, pelatih sepak bola yang inovatif, yang dikenal sebagai penemu taktik catenaccio (pertahanan gerendel/berlapis). Di dalam tim termasuk Gianni Rivera dan José Altafini yang keduanya masih muda. Musim berikutnya, dengan gol Altafini, Milan memenangkan Piala Eropa pertama mereka (kemudian dikenal sebagai Liga Champions UEFA) dengan mengalahkan Benfica 2-1. Ini juga merupakan pertama kalinya sebuah tim Italia memenangkan Piala Eropa.

Nereo Rocco memenangkan Piala Eropa pada tahun 1968-69 dan memenangkan Piala Interkontinental pada tahun 1969

Meskipun begitu, selama tahun 1960-an piala kemenangan Milan mulai menyusut, terutama karena perlawanan berat dari Inter yang dilatih Helenio Herrera. Scudetto berikutnya tiba hanya di 1967-68, berkat gol Pierino Prati, topskor Serie A di musim itu, Piala Winners berhasil direbut ketika mengalahkan Hamburger SV, dan juga berkat dua gol dari Kurt Hamrin. Musim selanjutnya AC Milan memenangkan Piala Eropa kedua (4–1 untuk AFC Ajax), dan pada 1969 memenangkan Piala Interkontinental pertama, setelah mengalahkan Estudiantes de La Plata dari Argentina dalam dua leg dramatis (3–0, 1–2).

Penaklukan La Stella d'Oro

Pada tahun 1970, Milan merebut tiga gelar Coppa Italia dan gelar Piala Winners kedua; namun, tujuan utama Milan adalah scudetto kesepuluh, yang berarti mendapatkan "bintang" untuk tim (di Italia,setiap tim yang meraih 10 gelar liga mendapat bintang yang disemat di bajunya). Di 1972 mereka meraih semifinal Piala UEFA, kalah dari pemenang sesungguhnya, Tottenham Hotspur. Musim 1972-73 mereka hampir memenangkan scudetto kesepulh, tetapi gagal karena hasil kalah menyakitkan dari Hellas Verona di pertandingan terakhir musim. AC Milan menunggu sampai musim 1978-79 untuk meraih scudetto kesepuluh mereka, yang dipimpin oleh Gianni Rivera, yang pensiun dari dunia sepak bola setelah membawa timnya meraih kemenangan tersebut.

Tahun-tahun sulit

Namun, hasil terburuk datang kepada "Rossoneri": setelah memenangkan musim 1879-80, Milan didegradasi ke Serie B oleh F.I.G.C, bersama S.S. Lazio, karena terlibat skandal perjudian Totonero 1980. Di 1980-81, Milan dengan mudah menjuarai Serie B, dan kembali ke Serie A, di mana penyakit tersebut terulang di musim 1981-82, Milan terdegradasi kembali.

Rekonstruksi klub dan penaklukan Eropa

Setelah serentetan masalah menerpa Milan, dan membuat klub kehilangan suksesnya, AC Milan dibeli oleh enterpreneur Italia, Silvio Berlusconi. Berlusconi adalah sinar harapan Milan kala itu. Dia datang pada 1986. Berlusconi memboyong pelatih baru untuk Milan, Arrigo Sacchi, serta tiga orang pemain Belanda, Marco van Basten, Frank Rijkaard, dan Ruud Gullit, untuk mengembalikan tim pada kejayaan. Ia juga membeli pemain lainnya, seperti Roberto Donadoni, Carlo Ancelotti, dan Giovanni Galli.

Sacchi memenangkan Serie A musim 1987-88. di 1988-89, Milan memenangkan gelar Liga Champions ketiganya, mempecundangi Steaua Bucureşti 4-0 di final, dan gelar Piala Interkontinental kedua mengalahkan National de Medellin (1-0, gol tercipta di babak perpanjangan waktu). Tim mulai mengulangi kejayaan mereka di musim-musim berikutnya, mengalahkan S.L. Benfica, dan Olimpia Asunción di 1990.

Tak terkalahkan pada era Capello

AC Milan setelah memenangkan Serie A 1992–1993

Saat Sacchi meninggalkan Milan untuk melatih Italia, Fabio Capello dijadikan pelatih Milan selanjutnya, dan Milan meraih masa keemasannya sebagai Gli Invicibli (The Invicibles) dan Dream Team. Dengan 58 pertandingan tanpa satu pun kekalahan Invicibli membuat tim impian di semua sektor seperti Baresi, Costacurta, dan Maldini memimpin pertahanan terbaik, Marcel Desailly, Donadoni, dan Ancelotti di gelandang, dan Dejan Savićević, Zvonimir Boban, dan Daniele Massaro bermain di sektor depan. Pada saat dilatih Capello ini, Milan pernah singgah ke Indonesia dalam rangka tur musiman dan melawan klub lokal Persib Bandung. Pertandingan yang dimulai di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada tanggal 4 Juni 1994 itu dimenangkan Milan dengan skor telak 8-0. Gol kemenangan Milan dicetak oleh Dejan Savićević ('17)('18), Gianluigi Lentini ('26), Paolo Baldieri ('27)('48)('58), Christian Antigori ('68), dan Stefano Desideri ('78).

Awal dari sebuah era baru

Setelah kepergian Fabio Capello pada tahun 1996, Milan merekrut Oscar Washington Tabarez tetapi perjuangan keras di bawah kendalinya kurang berhasil dan mereka selalu kalah dalam beberapa pertandingan awal. Dalam upaya untuk mendapatkan kembali kejayaan masa lalu, mereka memanggil kembali Arrigo Sacchi untuk menggantikan Tabarez. Milan mendapatkan tamparan keras kekalahan terburuk mereka di Serie A, dipermalukan oleh Juventus di rumah mereka sendiri San Siro dengan skor 1-4. Milan membeli sejumlah pemain baru seperti Ibrahim Ba, Christophe Dugarry dan Edgar Davids. Milan berjuang keras dan mengakhiri musim 1996-97 di peringkat kesebelas di Serie A.

Sacchi digantikan dengan Capello di musim berikutnya. Capello yang menandatangani kontrak baru dengan Milan merekrut banyak pemain potensial seperti Christian Ziege, Patrick Kluivert, Jesper Blomqvist, dan Leonardo; tetapi hasilnya sama buruk dengan musim sebelumnya. Musim 1997-98 mereka berakhir di peringkat kesepuluh. Hasil ini tetap tidak bisa diterima para petinggi Milan, dan seperti Sacchi, Capello dipecat.

Era Zaccheroni, Cesare Maldini hingga Terim

Dalam pencarian mereka untuk seorang manajer baru, Alberto Zaccheroni menarik perhatian Milan. Zaccheroni adalah manajer Udinese yang telah mengakhiri musim 1997-98 pada peringkat yang tinggi di tempat ke-3. Milan mengontrak Zaccheroni bersama dengan dua orang pemain dari Udinese, Oliver Bierhoff dan Thomas Helveg. Milan juga menandatangani Roberto Ayala, Luigi Sala dan Andres Guglielminpietro dan dengan formasi kesukaan Zaccheroni 3-4-3, Zaccheroni membawa klub memenangkan scudetto ke-16 kembali ke Milan. Starting XI adalah: Christian Abbiati; Luigi Sala, Alessandro Costacurta, Paolo Maldini; Thomas Helveg, Demetrio Albertini, Massimo Ambrosini, Andres Guglielminpietro; Zvonimir Boban, George Weah, Oliver Bierhoff.

Meskipun sukses di musim sebelumnya, Zaccheroni gagal untuk mentransformasikan Milan seperti The Dream Team dulu. Pada musim berikutnya, meskipun munculnya striker Ukraina Andriy Shevchenko, Milan mengecewakan fans mereka baik dalam Liga Champions UEFA 1999-2000 ataupun Serie A. Milan keluar dari Liga Champions lebih awal, hanya memenangkan satu dari enam pertandingan (tiga seri dan dua kalah) dan mengakhiri musim 1999-2000 di tempat ke-3. Milan tidaklah menjadi sebuah tantangan bagi dua pesaing Scudetto kala itu, S.S. Lazio dan Juventus.

Pada musim berikutnya, Milan memenuhi syarat untuk Liga Champions UEFA 2000-01 setelah mengalahkan Dinamo Zagreb agregat 9-1. Milan memulai Liga Champions dengan semangat tinggi, mengalahkan Beşiktaş dari Turki dan raksasa Spanyol Barcelona, yang pada waktu itu terdiri dari superstar internasional kelas dunia, Rivaldo dan Patrick Kluivert. Tapi performa Milan mulai menurun secara serius, seri melawan sejumlah tim (yang dipandang sebagai kecil/lemah secara teknis untuk Milan), terutama kalah 2-1 oleh Juventus di Serie A dan 1-0 untuk Leeds United. Dalam Liga Champions putaran kedua, Milan hanya menang sekali dan seri empat kali. Mereka gagal untuk mengalahkan Deportivo de La Coruña dari Spanyol di pertandingan terakhir dan Zaccheroni dipecat. Cesare Maldini, ayah dari kapten tim Paolo, diangkat dan hal segera menjadi lebih baik. Debut kepelatihan resmi Maldini di Milan dimulai dengan menang 6-0 atas A.S. Bari, yang masih memiliki senjata muda, Antonio Cassano. Itu juga di bawah kepemimpinan Maldini bahwa Milan mengalahkan saingan berat sekota Internazionale dengan skor luar biasa 6-0, skor yang tidak pernah diulang dan di mana Serginho membintangi pertandingan. Namun, setelah bentuk puncak ini, Milan mulai kehilangan lagi termasuk kekalahan 1-0 yang mengecewakan untuk Vicenza Calcio, dengan satu-satunya gol dalam pertandingan dicetak oleh seorang Luca Toni. Terlepas dari hasil ini, dewan direksi Milan bersikukuh bahwa Milan mencapai tempat keempat di liga di akhir musim, tetapi Maldini gagal dan tim berakhir di tempat keenam.

Milan memulai musim 2000-01 dengan lebih banyak penandatanganan kontrak pemain bintang termasuk Javi Moreno dan Cosmin Contra yang membawa Deportivo Alavés ke putaran final Piala UEFA. Mereka juga menandatangani Kakha Kaladze (dari Dynamo Kyiv), Rui Costa (dari AC Fiorentina), Filippo Inzaghi (dari Juventus), Martin Laursen (dari Hellas Verona), Jon Dahl Tomasson (dari Feyenoord), Ümit Davala (dari Galatasaray) dan Andrea Pirlo (dari Inter Milan). Fatih Terim diangkat sebagai manajer, menggantikan Cesare Maldini, dan cukup sukses. Namun, setelah lima bulan di klub, Milan tidak berada di lima besar liga dan Terim dipecat karena gagal memenuhi harapan direksi.

Era Ancelotti

Carlo Ancelotti memenangi Liga Champions sebagai pemain dan sebagai manajer AC Milan

Terim digantikan oleh Carlo Ancelotti, meskipun rumor bahwa Franco Baresi akan menjadi manajer baru. Terlepas dari masalah cedera pemain belakang Paolo Maldini, Ancelotti berhasil dan mengakhiri musim 2001-02 dalam peringkat empat, tempat terakhir untuk di Liga Champions. Starting XI pada saat itu adalah Cristian Abiatti; Cosmin Contra, Alessandro Costacurta, Martin Laursen, Kakha Kaladze, Gennaro Gattuso, Demetrio Albertini, Serginho; Manuel Rui Costa; Andriy Shevchenko, Filippo Inzaghi. Ancelotti membawa Milan meraih gelar juara Liga Champions pada musim 2002-03 ketika mengalahkan Juventus lewat drama adu penalti di Manchester, Inggris. Milan terakhir kali meraih gelar prestisus dengan merebut juara Liga Italia pada musim kompetisi 2003-04 sekaligus menempatkan penyerang Andriy Shevchenko sebagai pencetak gol terbanyak di Liga Italia, maka Rossoneri-pun semakin ditakuti.

AC Milan mengangkat Piala Eropa setelah memenangkan Liga Champions UEFA 2002–03

Pada musim 2004-05 Milan mengakhirinya tanpa gelar sama sekali. Setelah kandas di babak perempat final Coppa Italia oleh Udinese Calcio dan kalah bersaing dengan Juventus di pentas Serie A, Milan harus pulang dari Istanbul dengan tangan hampa setelah takluk dari Liverpool secara dramatis di laga Final Liga Champions UEFA 2005. Pada laga tersebut Milan berhasil unggul 3-0 di babak pertama lewat gol cepat Paolo Maldini pada detik ke-52 dan sepasang gol Hernan Crespo pada menit ke-38 dan 42. Namun kelengahan, kecerobohan dan seolah tak belajar dari pengalaman mereka kala dikalahkan oleh Deportivo La Coruna pada babak perempat final Liga Champions edisi sebelumnya (kala itu Milan berhasil menang 4-1 di leg 1 namun kalah 0-4 di leg kedua) membuyarkan harapan mereka untuk merengkuh gelar ke-7 mereka di pentas tertinggi ranah Eropa tersebut. Liverpool berhasil menyamakan kedudukan pada babak kedua yang masing-masing dicetak oleh sang kapten Steven Gerrard, Vladimír Šmicer, dan Xabi Alonso dalam kurun waktu hanya 6 menit (52', 54', dan 60') memaksa laga harus diselesaikan hingga adu penalti. Andriy Shevchenko yang menjadi pahlawan Milan memenangi gelar ke-6 di Old Trafford dua musim sebelumnya kini menjadi pecundang, setelah sebelumnya gagal mengonversi peluang emas menjadi gol pada babak tambahan ia pun gagal mengeksekusi penalti kala tendangannya berhasil diblok oleh Jerzy Dudek dan memastikan trofi jatuh ke tangan klub asal Inggris tersebut.

Euforia kemenangan AC Milan di Liga Champions 2007

Pada musim kompetisi Liga Italia Serie A 2006-07, Milan terkait dengan skandal calciopoli yang mengakibatkan klub tersebut harus memulai kompetisi dengan pengurangan 8 poin. Meskipun begitu, publik Italia tetap berbangga karena di tengah rusaknya citra sepak bola Italia akibat calciopoli, Milan berhasil menjuarai kompetisi sepak bola yang paling bergengsi di dunia, Liga Champions. Hasil itu didapat setelah Milan menaklukkan Liverpool 2-1 lewat dua gol Filippo Inzaghi. Gelar inipun menuntaskan dendam Milan yang kalah adu penalti dengan Liverpool dua tahun silam. Gelar pencetak gol terbanyakpun disabet pemain genius Milan, Kaká dengan torehan 10 gol. Pada pertengahan musim, Milan mendatangkan mantan pemain terbaik dunia, Ronaldo dari Real Madrid untuk memperkuat armada penyerang mereka setelah penyerang muda Marco Borriello dihukum karena terbukti doping.

Musim 2007-08, Milan terpaksa bermain di kompetisi Piala UEFA setelah hanya berhasil menduduki peringkat ke-5 dibawah Fiorentina dengan selisih 2 poin.[17] Dalam pertandingan Serie A yang terakhir, Milan menang 4-1 atas Udinese, tetapi pada saat bersamaan, Fiorentina juga menang atas Torino dengan skor 1-0 yang akhirnya posisi kedua tim tak ada perubahan. Untuk memperbaiki performa di musim berikut (2008-09), Milan membeli sejumlah pemain baru, di antaranya Mathieu Flamini dari Arsenal, serta Gianluca Zambrotta juventus dan Ronaldinho yang berasal dari Barcelona.

Pada transfer paruh musim 2008-09, Milan mendatangkan David Beckham dengan status pinjaman dari klub sepak bola Amerika Serikat LA Galaxy.

Era Leonardo

Pada akhir musim 2008-09, Milan menempati peringkat ke-3 klasemen liga Serie A, dua peringkat di bawah rival sekota, Internazionale yang meraih scudetto dan di bawah Juventus. Untuk memperbaiki hasil yang kurang memuaskan ini, Milan mendatangkan pelatih muda yang sekaligus mantan pemain Milan era 90-an, Leonardo untuk menggantikan pelatih Milan sebelumnya, Ancelotti yang "hijrah ke London", tepatnya klub Chelsea.

Masalah terbesar yang mengganjal transfer para pemain tersebut adalah pihak Milan yang selalu berpikir dua kali untuk mengeluarkan uang demi membeli seorang pemain. Pada bulan Juli dan Agustus 2009, Milan mendapatkan dua pemain baru, yaitu Oguchi Onyewu yang merupakan seorang mantan bek Standard Liège dengan status bebas transfer dan Klaas-Jan Huntelaar bekas penyerang Real Madrid dengan nilai kontrak 14,7 juta Euro.

Namun hasil yang di dapatkan Milan pada turnamen pra-musim banyak menuai kekecewaan, pemain anyar yang diturunkan oleh Milan pada saat tur pra-musim hanya Oguchi Onyewu karena Huntelaar baru bergabung bulan Agustus.

Musim 2009-10 diawali Milan dengan hasil yang tidak memuaskan. Bermula ketika Milan meraih hasil imbang 2-2 melawan Los Angeles Galaxy, seterusnya, Milan terus menuai hasil negatif. Milan terperosok di ajang World Football Challange 2009. Di ajang Audi Cup, Milan juga kalah oleh Bayern München dengan skor 1–4. Bahkan, ketika menghadapi derby 30 Agustus 2009 melawan Internazionale di San Siro, Milan kalah memalukan dengan skor 0-4, sekaligus memecahkan rekor kemenangan terbesar Inter di San Siro.

Pertengahan Oktober 2009, penilaian berbagai pihak tentang kinerja Leonardo sebagai pelatih yang tadinya berada di titik terendah akibat serentetan performa buruk, mulai terdongkrak dengan berhasilnya Leonardo memimpin Milan mengalahkan AS Roma 2-1 di San Siro.[18] Setelah kemenangan itu, Milan juga menuai hasil positif di Stadion Santiago Bernabéu dengan kemenangan dramatis atas Real Madrid 3-2.[19] Dan setelah itu, Milan kembali menuai kemenangan atas Chievo Verona di Stadio Marc'Antonio Bentegodi, kandang Chievo, skor 2-1 untuk kemenangan AC Milan. Pada 1 November 2009, Milan mengalahkan Parma di San Siro 2-0[20] sekaligus mengantarkan Milan ke peringkat 4 klasemen sementara (Zona masuk Liga Champions terakhir). Pada 19 November 2009, kekalahan 0-2 Juventus dari Cagliari membuat Milan berada di posisi runner-up di bawah Internazionale; karena, beberapa jam setelah kekalahan Juventus, Milan memenangkan pertandingannya dengan Catania, 2-0.[21]

Memasuki bagian akhir musim Serie A April 2010, Milan yang tengah berada di peringkat ketiga dan hanya selisih 4 poin dari peringkat pertama kelasemen AS Roma, dan hanya berjarak 1 poin dengan peringkat kedua Inter Milan. Namun pada akhirnya Milan harus takluk dua kali berturut-turut dari Sampdoria 2-1, dan dari Palermo dengan skor 3-1. Dengan kekalahan tersebut, impian Milan untuk meraih gelar musim ini pupus. Pada pertandingan di giornata terakhir Serie A 2009-10 antara Milan melawan Juventus, Leonardo memimpin Milan mengalahkan Juventus 3-0 di San Siro,[22] sekaligus memberi kontribusi terakhirnya bagi rossoneri, dan mengumumkan bahwa ia akan berhenti melatih Milan untuk musim depan.[23] Sejak mundurnya Leonardo, banyak spekulasi yang berpendapat mengenai pelatih baru Milan, tetapi pada 25 Juni 2010, secara mengejutkan pihak Milan mengumumkan untuk memilih Massimiliano Allegri sebagai pelatih baru Milan.[24]

Era Allegri

Musim 2010-11, Milan dipimpin oleh Massimiliano Allegri, dengan berbagai pembaruan mulai dari sponsor (bwin.com digantikan Emirates), hingga lini pemain. Di akhir bursa transfer, secara mengejutkan Milan memboyong Zlatan Ibrahimovic dari F.C. Barcelona (dengan opsi pinjaman dan pembelian 24 juta Euro di akhir musim), dan Robinho dari Manchester City. Awal musim, Milan dikejutkan dengan kekalahan 0-2 dari tim promosi A.C. Cesena, meski dalam pertandingan tersebut baik Ibrahimovic maupun Robinho memulai debutnya. Pada pertandingan derby tanggal 14 November 2010, Milan mengalahkan Internazionale di Giuseppe Meazza dengan gol tunggal penalti Ibrahimovic. Pada transfer paruh musim, Milan memboyong sejumlah pemain anyar seperti Antonio Cassano dari U.C. Sampdoria, Mark van Bommel dari Bayern München, dan Nicola Legrottaglie dari Juventus. Di ajang Liga Champions, Milan yang berhasil menembus babak penyisihan grup dipermalukan Tottenham Hotspur dengan skor 0-1 di San Siro. 13 Maret 2011, Milan mengalami hasil seri 1-1 dengan penghuni dasar klasemen A.S. Bari, minggu berikutnya 19 Maret, Milan dipermalukan U.S. Città di Palermo 0-1 di Stadion Renzo Barbera. Kekalahan tersebut membuat jarak poin dengan posisi 2 Internazionale berkurang menjadi 2 poin, dan itu terjadi tepat sebelum derby Milan putaran kedua. 2 April, derby antara Milan dan Inter berlangsung di San Siro, berakhir dengan kemenangan Milan 3-0, berkat 2 gol Pato dan 1 gol Cassano. Pada 7 Mei 2011, Milan meraih hasil imbang 0-0 dengan A.S. Roma, 1 poin tambahan hasil seri membuat poin Milan menjadi 78 poin, tak terkejar peringkat 2 Inter karena kalah head-to-head, dan membuat Milan meraih gelar juara Serie A atau scudetto yang ke-18.[25] Pada 6 Agustus 2011, Milan bertemu kembali dengan Inter dalam rangka pertandingan Piala Super Italia, Milan sebagai juara Serie A bertemu Inter sebagai juara Piala Italia. Milan memenangi pertandingan tersebut 2-1 melalui gol Ibrahimovic dan Boateng, sementara gol Inter dicetak oleh Wesley Sneijder, membuat Milan unggul 1 Piala Super (6) dari Inter (5),[26][27] Namun gagal untuk mengulang di liga, finishing kedua di belakang Juventus. Setelah tempat ketiga di liga musim berikutnya, di akhir putaran pertama Serie A 2013–14, finis di posisi kedelapan, klub berbasis di Milan telah memecat pelatih Massimiliano Allegri, sementara mempercayakan tugas kepada asisten pelatih Mauro Tassotti.

Warna dan lambang

Kostum yang dikenakan oleh Milan di Final Liga Champions 2007

Warna kostum kebanggaan Milan adalah merah-hitam,atau dalam bahasa Italia: Rossoneri,[28] namun anehnya, di ajang final suatu kompetisi yang tidak memakai format kandang-tandang (contoh:Liga Champions), Milan selalu memakai warna kostum putih. Tradisi ini dipercaya membawa keberuntungan untuk Milan. Dengan enam kali menang dari delapan laga final Liga Champions berkostum putih (hanya kalah melawan Ajax pada 1995 dan Liverpool pada 2005) membuat tradisi ini semakin kukuh dipertahankan. Selain kedua kostum Milan (merah-hitam dan putih), Milan memiliki kostum ketiga (third kit) berwarna hitam dengan sentuhan garis merah di beberapa bagian.

Untuk "beberapa tahun" belakangan, lambang Milan memakai sentuhan bendera Milan (flag of Milan), yaitu lambang yang terlihat seperti lambang salib berwarna merah pada lambang Milan, yang aslinya adalah bendera dari Saint Ambrose.[29] Panggilan Milan yang lainnya, Il Diavolo Rosso (setan merah) berasal dari lambang bintang yang dikenakan Milan di atas lambang klubnya.[29] Bintang tersebut dikenakan Milan pada 1979 karena Milan sudah memenangkan lebih dari sepuluh gelar lokal (scudetto Serie A). Saat ini, lambang klub Milan adalah untuk dipersembahkan kepada bendera Comune di Milano, dengan singkatan ACM di atas dan tahun berdirinya 1899 di bawah.[29]

Stadion

Pemandangan San Siro pada tahun 1934.

Stadion tim adalah San Siro, dengan 80.018 kursi, secara resmi dikenal sebagai Stadion Giuseppe Meazza setelah mantan pemain yang mewakili kedua Milan dan Internazionale. Nama yang lebih umum digunakan, San Siro, adalah nama daerah di mana itu terletak. Milan lebih memilih penyebutan stadion ini dengan San Siro daripada Giuseppe Meazza karena Giuseppe Meazza lebih terkenal sebagai legenda Inter Milan. San Siro telah menjadi kandang dari Milan sejak 1926, ketika dibangun empat mata oleh dari dana presiden Milan pada saat itu, Piero Pirelli. Konstruksi dilakukan oleh 120 pekerja, dan mengambil 13 dan setengah bulan untuk menyelesaikan. Stadion ini dimiliki oleh klub itu sampai dijual ke dewan kota pada tahun 1935, dan sejak tahun 1947 telah berbagi dengan Internazionale, ketika klub Milanese utama lainnya diterima sebagai penyewa bersama.

Pertandingan pertama dimainkan di stadion itu pada tanggal 19 September 1926 saat Milan kalah 6-3 dalam pertandingan persahabatan melawan Internazionale. Milan memainkan pertandingan liga pertama di San Siro pada 19 September 1926, kalah 1-2 untuk Sampierdarenese. Dari kapasitas awal 35.000 penonton, stadion ini telah mengalami beberapa renovasi besar, baru-baru ini dalam persiapan untuk Piala Dunia FIFA 1990 saat kapasitas yang ditetapkan untuk 85.700, semua ditutupi dengan atap polikarbonat. Pada musim panas tahun 2008 kapasitasnya telah dikurangi menjadi 80.018, dalam rangka memenuhi standar baru yang ditetapkan oleh UEFA.

Berdasarkan model Inggris untuk stadion, San Siro dirancang khusus untuk pertandingan sepak bola, sebagai lawan banyak stadion multi-tujuan yang digunakan di Serie A. Oleh karena itu terkenal di Italia dengan suasana fantastis selama pertandingan, berkat kedekatan berdiri ke lapangan. Penggunaan flare sering oleh pendukung memberikan kontribusi ke atmosfer tetapi praktik telah kadang-kadang menyebabkan masalah.

Pada tanggal 19 Desember 2005, wakil presiden Milan dan direktur eksekutif Adriano Galliani mengumumkan bahwa klub secara serius bekerja untuk relokasi. Dia mengatakan bahwa stadion baru Milan akan sebagian besar didasarkan pada Veltins-Arena dan akan mengikuti standar stadion sepak bola di Amerika Serikat, Jerman dan Spanyol. Berbeda dengan banyak stadion lain di Italia, stadion baru Milan kemungkinan akan digunakan hanya untuk sepak bola, tidak memiliki lintasan atletik. Hak penamaan stadion baru akan mungkin dijual ke sponsor, mirip dengan Arsenal, Stadion Emirates. Ini masih harus dilihat apakah rencana ini akan dilanjutkan atau jika ini hanyalah sebuah cara untuk memaksa pemilik (Comune di Milano) untuk menjual stadion ke Milan untuk biaya nominal sehingga untuk melanjutkan dengan renovasi besar-besaran. Kemungkinan Internazionale mengosongkan San Siro dapat mempengaruhi proses.

Pendukung dan rivalitas

Secara sejarah, AC Milan (dipanggil dengan "Milan" saja di Italia) didukung oleh kaum pekerja dan kelas buruh di Milan yang umumnya merupakan para pendatang dari daerah Italia selatan (atas dasar itulah julukan "Casciavit" / obeng diberikan untuk Milan),[30] sementara Inter lebih didukung orang-orang kaya.[30] Meskipun begitu, pada beberapa tahun terakhir, basis pendukung telah banyak berubah. Milan kini dimiliki oleh Yonghong Li, sementara Inter dimiliki oleh Zang Jindong.

Basis pendukung Milan yang disebut Milanisti mayoritas berhaluan politik sayap kiri, berseberangan dengan Inter yang didominasi oleh pendukung yang secara tradisional berhaluan sayap kanan. Grup pendukung (ultras) yang terkenal dari Milan adalah Fossa Dei Leoni[31] yang beraliran ekstrem kiri, dan Brigate Rossonere[31] yang beraliran ekstrem kanan. Menyusul keributan dengan suporter Inter pada derby musim kompetisi 2005-06, Fossa Dei Leoni membubarkan diri secara organisasi. Meskipun begitu, massa mereka masih setia mendukung Milan di tribun khusus bagian selatan stadion San Siro bersama kelompok lain, dengan sebutan Curva Sud.[31]

Menurut sebuah studi dari 2010, Milan adalah tim Italia paling didukung di Eropa, dengan lebih dari 18,4 juta pendukung. AC Milan memiliki kehadiran rata-rata kesembilan tertinggi dari klub sepak bola Eropa selama musim 2010-11, setelah Borussia Dortmund, FC Barcelona, Manchester United, Real Madrid, Bayern München, Schalke, Arsenal, dan Hamburg.[32][33][34][35][36]

Pendukung Genoa menganggap Milan saingan yang dibenci setelah pendukung Genoa, Vincenzo Spagnolo ditikam sampai mati oleh seorang pendukung Milan pada Januari 1995.[37] Namun, persaingan utama Milan adalah klub tetangga, Internazionale, kedua klub bertemu di derby dua kali setiap musim Serie A. Nama Derby della Madonnina merujuk kepada Santa Perawan Maria, yang patung di atas Katedral Milan merupakan salah satu atraksi utama kota. Pertandingan biasanya menciptakan suasana yang hidup, dengan banyak membuka spanduk (sering humoris atau menyinggung) sebelum pertandingan dimulai. Suar sering kali dinyalakan dan memberikan kontribusi untuk tontonan tetapi mereka kadang-kadang menyebabkan masalah, termasuk ditinggalkannya leg kedua Liga Champions UEFA 2004–05 pada pertandingan perempat final antara Milan dan Inter pada tanggal 12 April 2005, setelah suar dilemparkan dari kerumunan oleh seorang pendukung Inter Milan terkena kiper Dida pada bahu.[38]

Pemain

Skuat tim utama

Per 1 September 2022.[39]

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.


No. Pos. Negara Pemain
1 GK Rumania ROU Ciprian Tătărușanu
2 DF Italia ITA Davide Calabria Kapten
4 MF Aljazair ALG Ismaël Bennacer
5 DF Prancis FRA Fodé Ballo-Touré
7 MF Aljazair ALG Yacine Adli
8 MF Italia ITA Sandro Tonali
9 FW Prancis FRA Olivier Giroud
10 MF Spanyol ESP Brahim Díaz (pinjaman dari Real Madrid)[40]
11 FW Swedia SWE Zlatan Ibrahimović
12 FW Kroasia CRO Ante Rebić
14 MF Prancis FRA Tiémoué Bakayoko (pinjaman dari Chelsea)[41]
16 GK Prancis FRA Mike Maignan
17 FW Portugal POR Rafael Leão
19 DF Prancis FRA Theo Hernandez
20 DF Prancis FRA Pierre Kalulu

No. Pos. Negara Pemain
21 DF Amerika Serikat USA Sergiño Dest (pinjaman dari Barcelona)[42]
22 FW Serbia SRB Marko Lazetić
23 DF Inggris ENG Fikayo Tomori
24 DF Denmark DEN Simon Kjær
25 DF Italia ITA Alessandro Florenzi
27 FW Belgia BEL Divock Origi
28 DF Jerman GER Malick Thiaw
30 FW Brasil BRA Junior Messias
32 MF Italia ITA Tomasso Pobega
33 MF Bosnia dan Herzegovina BIH Rade Krunić
40 MF Belgia BEL Aster Vranckx (pinjaman dari VfL Wolfsburg)[43]
46 DF Italia ITA Matteo Gabbia
56 MF Belgia BEL Alexis Saelemaekers
83 GK Italia ITA Antonio Mirante
90 FW Belgia BEL Charles De Ketelaere

Dipinjamkan

Per 31 Agustus 2022.

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.


No. Pos. Negara Pemain
DF Italia ITA Gabriele Bellodi (di Olbia hingga 30 Juni 2023)
DF Italia ITA Mattia Caldara (di Spezia hingga 30 Juni 2023)
MF Italia ITA Marco Brescianini (di Cosenza hingga 30 Juni 2023)
MF Italia ITA Daniel Maldini (di Spezia hingga 30 Juni 2023)

No. Pos. Negara Pemain
FW Brasil BRA Luan Capanni (di Estrela Amadora hingga 30 Juni 2023)
FW Italia ITA Lorenzo Colombo (di Lecce hingga 30 Juni 2023)
FW Italia ITA Marco Nasti (di Cosenza hingga 30 Juni 2023)
FW Swedia SWE Emil Roback (di Nordsjælland hingga 30 Juni 2023)

Skuat tim remaja

Pemain terkemuka

Nomor yang dipensiunkan

No. Pemain Kebangsaan Posisi Debut di Milan Pertandingan Terakhir Ref
3* Paolo Maldini  Italia Bek tengah / Bek kiri 25 Januari 1985 31 Mei 2009 [44]
6 Franco Baresi  Italia Sweeper 23 April 1978 1 Juni 1997 [44]

* Mungkin dikembalikan untuk salah satu dari kedua putranya, harus salah satu dari mereka bermain secara profesional untuk klub.

Staf kepelatihan saat ini

Per 29 November 2017.
Jabatan Nama
Pelatih utama Stefano Pioli
Asisten pelatih Giacomo Murelli
Pelatih kiper Luigi Turci
Emiliano Betti
Pelatih teknis Daniele Bonera
Davide Lucarelli
Gianmarco Pioli
Luciano Vulcano
Dokter klub Stefano Mazzoni
Armando Gozzini
Pelatih kebugaran Loca Monguzzi
Matteo Osti
Roberto Peressutti
Marco Vago
Kiropraktor Stefano Arata
Fisioterapis Marco Cattaneo
Dario Lorenzo Fort
Stefano Grani
Roberto Morosi
Marco Paesanti
Ahli pemijatan Endo Tomoroni

Presiden dan manajer

Sejarah kepresidensial

Selama di bawah pimpinannya, Silvio Berlusconi membangun Milan menjadi klub papan atas Eropa dengan memberi banyak gelar baik di tingkat domestik maupun internasional.

Milan memiliki bayak presiden sejak didirikan, beberapa dari mereka juga adalah pemilik klub dan presiden yang diistimewakan. Inilah daftar lengkapnya.[45]

 
Nama Tahun
Alfred Edwards 1899–1909
Giannino Camperio 1909
Piero Pirelli 1909–1928
Luigi Ravasco 1928–1930
Mario Bernazzoli 1930–1933
Luigi Ravasco 1933–1935
Pietro Annoni 1935
Pietro Annoni
G. Lorenzini
Rino Valdameri
1935–1936
Emilio Colombo 1936–1939
Achille Invernizzi 1939–1940
Umberto Trabattoni 1940–1944
Antonio Busini 1944–1945
Umberto Trabattoni 1945–1954
Andrea Rizzoli 1954–1963
Felice Riva 1963–1965
Federico Sordillo 1965–1966
 
Nama Tahun
Franco Carraro 1967–1971
Federico Sordillo 1971–1972
Albino Buticchi 1972–1975
Bruno Pardi 1975–1976
Vittorio Duina 1976–1977
Felice Colombo 1977–1980
Gaetano Morazzoni 1980–1982
Giuseppe Farina 1982–1986
Rosario Lo Verde 1986
Silvio Berlusconi 1986–2004
Komisi Presidensial 2004–2006
Silvio Berlusconi 2006–2008
Mengalami kelowongan[46] 2008–2012
Silvio Berlusconi[47] 2012–2017
Yonghong Li 2017-2018
Paolo Scaroni 2018–

Sejarah manajerial

Berikut ini adalah daftar pelatih Milan sepanjang sejarah.[48]


 
Nama Negara Tahun
Herbert Kilpin Inggris 1900–1908
Daniele Angeloni Italia 1906–1907
Komisi Teknik Italia 1907–1910
Giovanni Camperio Italia 1910–1911
Komisi Teknik Italia 1911–1914
Guido Moda Italia 1915–1922
Ferdi Oppenheim Austria 1922–1924
Vittorio Pozzo Italia 1924–1926
Guido Moda Italia 1926
Herbert Burgess Inggris 1926–1928
Engelbert König Austria 1928–1931
József Bánás Hongaria 1931–1933
József Viola Hongaria 1933–1934
Adolfo Baloncieri Italia 1934–1937
William Garbutt Inggris 1937
Hermann Felsner
József Bánás
Austria
Hongaria
1937–1938
József Viola Hongaria 1938–1940
Guido Ara
Antonio Busini
Italia
Italia
1940–1941
Mario Magnozzi Italia 1941–1943
Giuseppe Santagostino Italia 1943–1945
Adolfo Baloncieri Italia 1945–1946
Giuseppe Bigogno Italia 1946–1949
Lajos Czeizler Hongaria 1949–1952
Gunnar Gren Swedia 1952
Mario Sperone Italia 1952–1953
Béla Guttmann Hongaria 1953–1954
Antonio Busini Italia 1954
Hector Puricelli Uruguay 1954–1956
Giuseppe Viani Italia 1957–1960
Paolo Todeschini Italia 1960–1961
Nereo Rocco Italia 1961–1963
Luis Carniglia Argentina 1963–1964
Nils Liedholm Swedia 1963–1966
Giovanni Cattozzo Italia 1966
Arturo Silvestri Italia 1966–1967
Nereo Rocco Italia 1966–1972
Cesare Maldini Italia 1973–1974
 
Nama Negara Tahun
Giovanni Trapattoni Italia 1974
Gustavo Giagnoni Italia 1974–1975
Nereo Rocco Italia 1975
Paolo Barison Italia 1975-1976
Giovanni Trapattoni Italia 1976
Giuseppe Marchioro Italia 1976–1977
Nereo Rocco Italia 1977
Nils Liedholm Swedia 1977–1979
Massimo Giacomini Italia 1979–1981
Italo Galbiati Italia 1981
Luigi Radice Italia 1981–1982
Italo Galbiati Italia 1982
Francesco Zagatti Italia 1982
Ilario Castagner Italia 1982–1984
Italo Galbiati Italia 1984
Nils Liedholm Swedia 1984–1987
Fabio Capello Italia 1987
Arrigo Sacchi Italia 1987–1991
Fabio Capello Italia 1991–1996
Oscar Tabárez Uruguay 1996
Giorgio Morini Italia 1996–1997
Arrigo Sacchi Italia 1997
Fabio Capello Italia 1997–1998
Alberto Zaccheroni Italia 1998–2001
Cesare Maldini
Mauro Tassotti
Italia 2001
Fatih Terim
Antonio Di Gennaro
Turki
Italia
2001
Carlo Ancelotti Italia 2001–2009
Leonardo Brasil 2009–2010
Massimiliano Allegri Italia 2010–2014
Mauro Tassotti (caretaker) Italia 2014
Clarence Seedorf Belanda 2014
Filippo Inzaghi Italia 2014–2015
Sinisa Mihajlovic Serbia 2015–2016
Vincenzo Montella Italia 2016–2017
Gennaro Gattuso Italia 2017–2019
Marco Giampaolo Italia 2019
Stefano Pioli Italia 2019–

Prestasi

Sebagian pandangan dari ruang trofi klub di Mondo Milan Museum

Milan adalah salah satu klub paling sukses di Italia, setelah memenangkan total 30 penghargaan domestik, selain keberhasilan kontinental mereka. Milan telah mendapatkan hak untuk menempatkan bintang di kausnya sebagai pengakuan atas fakta bahwa mereka telah memenangkan setidaknya sepuluh scudetti. Selain itu, klub secara permanen diizinkan untuk menampilkan lencana pemenang ganda di kemejanya karena telah memenangkan lebih dari lima Piala Eropa.[49]

Prestasi A.C. Milan
Tipe Kompetisi Gelar Musim
Domestik Serie A 19 1901, 1906, 1907, 1950–51, 1954–55, 1956–57, 1958–59, 1961–62, 1967–68, 1978–79, 1987–88, 1991–92, 1992–93, 1993–94, 1995–96, 1998–99, 2003–04, 2010–11, 2021-22
Serie B 2 1980–81, 1982–83
Piala Italia 5 1966–67, 1971–72, 1972–73, 1976–77, 2002–03
Piala Super Italia 7 1988, 1992, 1993, 1994, 2004, 2011, 2016
Kontinental Piala Champions Eropa / Liga Champions UEFA 7 1962–63, 1968–69, 1988–89, 1989–90, 1993–94, 2002–03, 2006–07
Piala Winners UEFA 2 1967–68, 1972–73
Piala Super Eropa / Piala Super UEFA 5s 1989, 1990, 1994, 2003, 2007
Dunia Piala Interkontinental 3s 1969, 1989, 1990
Piala Dunia Antarklub FIFA 1 2007
  •       rekor
  • s berbagi rekor

Pemain yang memenangi Piala Dunia saat bermain di Milan

 

UEFA European Cup.svg Eropa

 

Amerika Latin

Pemain yang memenangi Piala Konfederasi saat bermain di Milan

Peraih Ballon d'Or

Statistik dan catatan klub

Andriy Shevchenko, pencetak gol terbanyak kedua Milan

Paolo Maldini sampai sekarang mencetak rekor untuk total penampilan di Serie A untuk Milan dengan total 902 penampilan, dan 647 di antaranya diperoleh dari Serie A (14 Mei 2007, tidak termasuk pertandingan playoff).[50] Selanjutnya ia dikenal sebagai pemain paling sering tampil di Serie A sepanjang masa.[51]

Penyerang Swedia Gunnar Nordahl mencetak 38 gol di musim 1950-51, 35 di antaranya berada di Serie A, yang ditetapkan sebagai rekor dalam persepak bolaan Italia dan rekor klub. Dia kemudian menjadi pencetak gol terbanyak Milan sepanjang masa, mencetak 221 gol untuk klub dalam 268 pertandingan[52] Andriy Shevchenko berada di urutan kedua dengan 175 gol dalam 322 permainan, dan Gianni Rivera di tempat ketiga, yang telah mencetak 164 gol dalam 658 pertandingan. Rivera juga pencetak gol termuda Milan, mencetak gol di pertandingan liga melawan Juventus pada hanya 17 tahun.

Pelatih legendaris Nereo Rocco, pendukung pertama catenaccio (sistem pertahanan yang kuat dan dikenal di Indonesia sebagai sistem grendel) di negeri ini, adalah pelatih kepala terlama Milan, duduk di bangku cadangan selama lebih dari 9 tahun (dalam dua periode) pada tahun 1960 dan awal 1970-an, memenangkan Piala Eropa pertama klub. Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi, yang membeli klub pada tahun 1986, adalah presiden terlama Milan (23 tahun, karena kekosongan dua tahun antara 2004 dan 2006).

Pertandingan resmi pertama di mana Milan berpartisipasi adalah di Federal Football Championship Ketiga, pendahulu dari Serie A, kalah 3-0 untuk Torinese. Kemenangan terbesar yang pernah Milan adalah 13-0 melawan Audax Modena, dalam pertandingan liga pada musim 1914-15. Kekalahan terberat yang tercatat di liga pada musim 1922-23, kalah 0-8 oleh Bologna.

Milan memiliki rekor yang unik namun impresif, yaitu saat mengikuti musim 1991-92. Milan tidak pernah kalah dalam musim tersebut. Totalnya, Milan tidak pernah kalah dalam 58 pertandingan, dimulai dengan seri 0-0 melawan Parma saat 26 Mei 1991 dan secara ironis diakhiri dengan kekalahan kandang 1-0 dengan Parma juga, 21 Maret 1993. Rekor tidak terkalahkan ini merupakan rekor terpanjang ketiga di sepak bola Eropa, di bawah Steaua Bucureşti dengan 104 pertandingan tanpa kekalahan dan Celtic dengan 68 pertandingan tanpa kekalahan.[53][54]

Pada 2007, Milan bersama dengan Boca Juniors dari Argentina menyandang gelar klub dengan gelar internasional terbanyak versi FIFA. Kerena status ini, Milan sempat merajai peringkat klub sepak bola terhebat dunia pada kisaran 2007.[55]

Penjualan Kaká ke Real Madrid pada tahun 2009, memecahkan rekor transfer dunia sepak bola 8 tahun dipegang oleh Zinedine Zidane, biaya klub Spanyol £ 56.000.000.[56] Namun, catatan yang berlangsung selama kurang dari satu bulan, pecah oleh Transfer Cristiano Ronaldo, biaya sebesar £ 80.000.000. Catatan ini, bagaimanapun, adalah dalam hal tingkat pound Inggris nominal, tidak disesuaikan dengan inflasi atau nilai sebenarnya di Euro, mata uang yang digunakan di Italia dan Spanyol.

A.C. Milan sebagai perusahaan

Milan saat ini adalah anak perusahaan dari Rossoneri Sport Investment Luxembourg sejak 13 April 2017, yang memperoleh 99.92973% saham A.C. Milan S.p.A. dari Fininvest. Yonghong Li menjadi presiden baru dan Marco Fassone dikonfirmasi sebagai CEO. Anggota dewan direktur yang lain adalah Roberto Cappelli, David Han Li, Lu Bo (Chinese: 路博 of Haixia Capital), Marco Patuano, Paolo Scaroni dan Xu Renshuo. (Chinese: 许仁硕)

Berdasarkan Deloitte Football Money League yang diterbitkan oleh konsultan Deloitte, di musim 2005-06, Milan ada di peringkat kelima klub sepak bola dengan pendapatan terringgi di dunia dengan jumlah estimasi pendapatannya 233.7 juta Euro.[57] Saat ini, Milan menempati peringkat ke-8 dalam daftar Klub Sepak bola Terkaya Di Dunia dalam majalah Forbes pada tahun 2014, membuat Milan klub sepak bola Italia terkaya.[58]

Fly Emirates adalah sponsor Milan saat ini, di mulai dari musim 2010-11 dan setidaknya akan bertahan hingga 5 musim ke depan.[59] Perusahaan judi online Austria, bwin.com adalah sponsor Milan yang sebelumnya, dengan kontrak empat tahun dimulai dari musim 2006-07.[60]

Sebelum bwin.com, sponsor Milan adalah Opel, perusahaan mobil asal Jerman. Opel mensponsori Milan selama 12 tahun, dan terpampang selama itu juga dengan logonya, tetapi, pada musim 2003-04 dan 2005-06 nama sponsor Opel di seragam Milan berubah, menjadi Meriva (2003-04) dan Zafira (2005-06), dua mobil produk mereka.

Seragam dan perlengkapan olahraga Milan saat ini disuplai dari perusahaan manufaktur olahraga Jerman, Adidas, yang kontraknya berakhir pada musim 2017-18.[61] Kontrak ini membuat Adidas adalah manufaktur resmi semua seragam dan perlengkapan replika Milan. Sebelum Adidas, perusahaan olahraga Italia Lotto adalah manufaktur resmi seragam dan perlengkapan Milan.

Pada 14 Januari 2008, Milan dan Adidas memperbaharui kontrak kerjasama sampai 30 Juni 2018. Berdasarkan kontrak, Adidas bertanggungjawab terhadap tiga franchise Milan: sponsor terhadap seragam, merchandise Milan, dan distribusi semua produk non-sepak bola Milan. Berdasarkan kontrak baru, Adidas akan bertanggung jawab untuk 3 area yang terpisah dari sponsorship, sedangkan sponsorship pada kemeja, merchandising dan distribusi semua non-sepak bola Milan terkait produk.[62]

Dan mulai 2018 akan digantikan oleh Puma.

A.C. Milan Group
laporan keuangan konsolidasian
(Dalam juta euro)
Tahun Pendapatan Keuntungan Aset keseluruhan Keadilan Kapitalisasi ulang
2006[63] 305.111 11.904 287.065 Penurunan −40.768 Penurunan 1.464
2007[64] Penurunan 275.442 Penurunan31.716 Kenaikan 303.678 Penurunan −47.483 Kenaikan 25.000
2008[65][66] Penurunan 237.900 Penurunan66.838 Kenaikan 325.625 Penurunan −64.482 Kenaikan 50.000
2009[67] (disajikan kembali)[68] Kenaikan 307.349 Kenaikan9.836 Kenaikan 394.150 Penurunan −71.978 Penurunan 2.340
2010[68][69] Penurunan 253.196 Penurunan69.751 Penurunan 380.868 Penurunan −96.693 Kenaikan 45.068
2011[70] Kenaikan 266.811 Kenaikan67.334 Penurunan 363.756 Kenaikan −77.091 Kenaikan 87.060
2012[71] Kenaikan 329.307 Kenaikan6.857 Penurunan 334.284 Kenaikan −54.948 Penurunan 29.000
2013[72] Penurunan 278.713 Penurunan15.723 Kenaikan 354.595 Penurunan −66.921 Penurunan 3.750
2014[73][74] Penurunan 233.574 Penurunan91.285 Penurunan 291.301 Penurunan −94.206[nb 1] Kenaikan 64.000
2015 (disajikan kembali)[75] Penurunan 213.426 Kenaikan89.079 Kenaikan 362.156 Kenaikan −50.557 Kenaikan 150.000
2016[76] Kenaikan 236.128 Kenaikan74.871 Penurunan 315.200 Steady −50.427 Penurunan 75.000
2017 (babak pertama)[77][78][79] Penurunan 102.866 Kenaikan32.624 Kenaikan 447.557 Kenaikan 29.969 Kenaikan 59.520 + 53.500
2017–18 Kenaikan 255.733[80]:42[81][82] Penurunan −126.019[80]:43[81][82] Penurunan 435.166[80]:40 Penurunan −36.043[80]:41[82] Penurunan 38.88[83] + 21.1032[84] (59.983)[80]:115
2018–19




Catatan: Angka kapitalisasi ulang diperoleh dari barang versamenti soci in conto capitale e/o copertura perdite, untuk tahun keuangan 2006 ke 2017

Pemasok kostum dan Sponsor

Tahun Pemasok kostum Sponsor
Merek Perusahaan
1981–82 Linea Milan Pooh Jeans Italiana Manifatture
1982–83 NR Hitachi Hitachi Europe
1983–84 Cuore
1984–85 Rolly Go Oscar Mondadori Arnoldo Mondadori Editore
1985–86 Gianni Rivera Fotorex U-Bix Olivetti
1986–87 Kappa
1987–90 Mediolanum
1990–92 Adidas
1992–93 Motta
1993–94 Lotto
1994–98 Opel General Motors
1998–06 Adidas
2006–10 Bwin
2010–18 Emirates The Emirates Group
2018– Puma[85][86]

Superleague Formula

Mobil Superleague Formula AC Milan

Milan juga mensponsori "AC Milan Superleague Formula"[87] dalam ajang balap mobil Superleague Formula (ajang balap mobil formula yang diponsori klub sepak bola, dan balapan sesuai nama klub yang mensponsorinya). Robert Doornbos yang balapan untuk Minardi dan Red Bull Racing di kejuaraan dunia Formula One, akan membalap untuk Milan.[88] Doornbos memenangkan balapan pertamanya untuk tim di Superleague Formula Nürburgring 2008. Doornbos digantikan oleh juara GP2 series, Giorgio Pantano.[89] Penggantian ini menyebabkan Milan adalah peserta pertama yang memakai lebih dari satu pembalap. Di balapan pertama Giorgio, tim AC Milan mengalami masalah pada gearbox - saat pertandingan kualifikasi - yang menyebabkan ia terdampar di grid ke-16 saat balapan pertama. AC Milan memenangkan balapan kedua dari pembukaan musim 2009. Pada musim 2010, Milan menggunakan jasa Yelmer Buurman sebagai pengendara mobil Superleague Formula.[90]

Nama

Tahun Nama Catatan
1899-1919 Milan C.F.C (Milan Cricket and Football Club)
1919-1938 Milan F.C (Milan Football Club)
1938-1945 A.C. Milano (Associazione Calcio Milano) "Milano" adalah ejaan untuk Milan dalam Italia, dipakai selama era fasisme Italia dalam Perang Dunia 2
1938- A.C. Milan (Associazione Calcio Milan) "Milan" adalah ejaan dalam Inggris, untuk menghormati Herbert Kilpin

Himne Milan

AC Milan juga mempunyai himne yang berjudul "Inno Milan!", diciptakan oleh Tony Renis, pembuat lagu asal Italia.

Bahasa Italia Bahasa Indonesia
Milan milan solo con te

Milan milan sempre per te
Camminiamo noi accanto ai nostri eroi
Sopra un campo verde sotto un cielo blu
Conquistate voi una stella in piã
A brillar per noi
E insieme cantiamo
Milan Milan solo con te, Milan!!
Milan Milan sempre per te
Ooo oo... Ooo oo..
Una grande squadra
Sempre in festa olã¨
Ooo oo... Ooo oo.. Ooo oo..
E insieme cantiamo
Milan Milan solo con te, Milan!!
Milan Milan sempre per te
Con il Milan nel cuore
Nel profondo dell'anima
Un vero amico sei
E insieme cantiamo
Milan Milan solo con te, Milan!!
Milan Milan sempre con te
Ooo oo.. Ooo oo..

Milan Milan hanya dengan anda

Milan Milan selalu untuk anda
Kita berjalan di samping pahlawan kita
Di lapangan hijau, di bawah langit biru
Anda memenangkan bintang utama
Bersinar untuk kita
Dan bersama kami menyanyi
Milan Milan hanya dengan anda, Milan!!
Milan Milan selalu untuk anda
Ooo oo... Ooo oo..
Sebuah tim besar
Juga dalam perayaan
Ooo oo... Ooo oo.. Ooo oo..
Dan bersama kami menyanyi
Milan Milan hanya dengan anda, Milan!!
Milan Milan selalu untuk anda
Dengan Milan di hati
Di kedalaman jiwa
Seorang sahabat sejati anda
Dan bersama kami menyanyi
Milan Milan hanya dengan anda, Milan!!
Milan Milan selalu untuk anda
Ooo oo... Ooo oo..

Tim rival

Sebagai tim tradisional dalam kompetisi Italia dan Eropa, Milan memiliki berbagai rival/pesaing yang seimbang, yang telah bertemu dengan Milan di berbagai ajang pertandingan.

Di Italia Di Luar Italia
Bendera Inter Milan Internazionale Bendera Manchester United F.C. Manchester United F.C. Inggris
Juventus F.C. Bendera Liverpool F.C. Liverpool F.C. Inggris
Bendera A.S. Roma A.S. Roma Bendera Arsenal F.C. Arsenal F.C. Inggris
Bendera Genoa C.F.C. Genoa C.F.C. Bendera FC Barcelona F.C. Barcelona Spanyol
Bendera Fiorentina ACF Fiorentina Bendera Real Madrid C.F. Real Madrid C.F. Spanyol
Bendera Atalanta B.C. Atalanta B.C. Bendera Ajax Amsterdam Ajax Amsterdam Belanda
Bendera Napoli S.S.C. Napoli Bendera São Paulo F.C. São Paulo F.C. Brasil
Bendera Sampdoria U.C. Sampdoria Bendera Boca Juniors Boca Juniors Argentina

Galeri

Catatan


  1. Laporan keuangan lengkap 2014 yang disajikan kembali tidak tersedia; dalam Laporan Tahunan 2016, ekuitas pada akhir tahun keuangan 2014 dinyatakan negatif 111,616 juta

Referensi